Penyebab
trauma medulla spinalis
servikal dan
lumbal.cedera terjadi akibat hiperfleksi, hiperekstensi, kompressi, atau rotasi
tulang belakang.didaerah torakal tidak banyak terjadi karena terlindung dengan
struktur toraks.
Fraktur dapat berupa
patah tulang sederhana, kompressi, kominutif, dan dislokasi, sedangkan
kerusakan pada sumsum tulanmg belakang dapat beruypa memar, contusio, kerusakan
melintang, laserasi dengan atau tanpa gangguan peredaran darah, atau
perdarahan.
Kelainan sekunder pada
sumsum belakang dapat doisebabkan hipoksemia dana iskemia.iskamia disebabkan
hipotensi, oedema, atau kompressi.
Perlu disadar bahwa
kerusakan pada sumsum belakang merupakan kerusakan yang permanen karena tidak
akan terjadi regenerasi dari jaringan saraf. Pada fase awal setelah trauma
tidak dapat dipastikan apakah gangguan fungsi disebabkan oleh kerusakan
sebenarnya dari jaringan saraf atau disebabkan oleh tekanan, memar, atau
oedema.
Cedera sumsum tulang
belakang terjadi akibat patah tulang belakang dan terbanyak mengenai
daerah
Manifestasi
klinik trauma medulla spinalis
Gambaran klinik
tergantung pada lokasi dan besarnya kerusakan yang terjadi.kerusakan
meningitis;lintang memberikan gambaran berupa hilangnya fungsi motorik maupun
sensorik kaudal dari tempat kerusakan disertai shock spinal.shock spinal terjadi
pada kerusakan mendadak sumsum tulang belakang karena hilangnya rangsang yang
berasal dari pusat .peristiwa ini umumnya berlangsung selama 1-6 minggu, kadang
lebih lama.tandanya adalah kelumpuhan flasid, anastesia, refleksi, hilangnya
fersfirasi, gangguan fungsi rectum dan kandung kemih, triafismus, bradikardia
dan hipotensi.setelah shock spinal pulih kembali, akan terdapat hiperrefleksi
terlihat pula pada tanda gangguan fungsi otonom, berupa kulit kering karena
tidak berkeringat dan hipotensi ortostatik serta gangguan fungsi kandung kemih
dan gangguan defekasi.
Sindrom sumsum
belakang bagian depan menunjukkan kelumpuhan otot lurik dibawah tempat
kerusakan disertai hilangnya rasa nyeri dan suhu pada kedua sisinya, sedangkan
rasa raba dan posisi tidak terganggu.
Cedera sumsum belakang
sentral jarang ditemukan.keadaan ini pada umumnnya terjadi akibat cedera
didaerah servikal dan disebabkan oleh hiperekstensi mendadak sehinnga sumsum
belakang terdesak dari dorsal oleh ligamentum flavum yang terlipat.cedera
tersebut dapat terjadi pada orang yang memikul barang berat diatas kepala,
kemudian terjadi gangguan keseimbangan yang mendadak sehingga beban jatuh dsan
tulang belakang sekonyong-konyong dihiper ekstensi.gambaran klinik berupa
tetraparese parsial.gangguan pada ekstremitas atas lebih ringan daripada
ekstremitas atas sedangkan daerah perianal tidak terganggu.
Kerusaka tulang
belakang setinggi vertebra lumbal 1&2 mengakibatkan anaestesia perianal,
gangguan fungsi defekasi, miksi, impotensi serta hilangnya refleks anal dan
refleks bulbokafernosa.
V.
PERAWATAN DAN PENGOBATAN
Perhatian utama pada
penderita cedera tulang belakang ditujukan pada usaha mencegah terjadinya
kerusakan yang lebih parah atau cedera sekunder.untuk maksud tersebut dilakukan
immobilisasi ditempat kejadian dengan memanfaatkan alas yang keras.pengangkutan
penderita tidak dibenarkan tanpa menggunakan tandu atau sarana papun yang
beralas keras.selalu harus diperhatikan jalan nafas dan sirkulasi.bila
dicurigai cedera didaerah servikal harus diusahakan agar kep[ala tidak menunduk
dan tetap ditengah dengan menggunakan bantal kecil untuk menyanngga leher pada
saat pengangkutan.
Perawatan penderita
memegang peranan penting untuk mencegah timbulnya penyakit.perawatn ditujukan
pada pencegahan :
- Kulit : agar tidak timbul dekubitus karena daerah yang anaestesi.
·
Anggota
gerak : agar tiadak timbul kontraktur.
- Traktus urinarius : menjamin pengeluaran air kemih.
- Traktus digestivus : menjamin kelancaran bab.
Traktus respiratorius : apabila
yang terkena daerah servikal sehingga terjadi pentaplegi
Penatalaksanaan
trauma medulla spinalis
Penatalaksaan medis
· Tindakan-tindakan
untuk imobilisasi dan mempertahankan vertebral dalam posisi lurus;
1. Pemakaian
kollar leher, bantal psir atau kantung IV untuk mempertahankan agar leher
stabil, dan menggunakan papan punggung bila memindahkan pasien.
2. Lakukan
traksi skeletal untuk fraktur servikal, yang meliputi penggunaan Crutchfield,
Vinke, atau tong Gard-Wellsbrace pada tengkorak.
3. Tirah
baring total dan pakaikan brace haloi untuk pasien dengan fraktur servikal
stabil ringan.
4. Pembedahan
(laminektomi, fusi spinal atau insersi batang Harrington) untuk mengurangi
tekanan pada spinal bila pada pemeriksaan sinar-x ditemui spinal tidak aktif.
· Tindakan-tidakan
untuk mengurangi pembengkakan pada medula spinalis dengan menggunakan
glukortiko steroid intravena
Penatalaksanaan Keperawatan
- Pengkajian fisik didasarakan pada pemeriksaan pada neurologis, kemungkinan didapati defisit motorik dan sensorik di bawah area yang terkena: syok spinal, nyeri, perubahan fungsi kandung kemih,perusakan fungsi seksual pada pria, pada wanita umumnya tidak terganggu fungsi seksualnya, perubahan fungsi defekasi
- Kaji perasaan pasien terhadap kondisinya
- Pemeriksaan diagnostik
- Pertahankan prinsip A-B-C (Airway, Breathing, Circulation).